Tuesday, November 5, 2013

PUISI Pertama

Angan Pohon

Bila bulan hening disisimu Bintang
Pandora langitpun seolah tak menyapa
Aku mendongak setiap hari, tetapi langit terlalu jauh
Lebih jauh dari pada besuk dan maut

Kau harus belajar jadi laut. Bertanyalah kepada Angin

Kau genggam bintang. Peluklah langit

Angin adalah roh yang lepas dari tubuh laut
Aku biarkan angin merasuk ke daun-daunku dan merusak angan
Masa kecilku yang ingin mencintai dahan
Selamanya...

Tetapi selamanya cuma sampai pada saat sesuatu
Harus tinggal
Selebihnya tidak ada yang tinggal
Kecuali niat-niat untuk tumbuh sekali lagi

Sore itu, aku memutuskan berhenti mengumpamakan diri
Sebagai pohon. Barangkali aku lebih cocok 
Menjadi puisi hingga seekor burung atau layang-layang
atau angin ataupun roh laut yang lepas

Hingga tonggakku makin menghujam
Disurga dunia yang penuh keluh kasih
Rantingku mulai meneduhkan dunia
Meski kini daunku pun gugur berjatuhan

Bila semakpun mengumpat
kan ku teduhkan dia

Senja seolah menyongsongku
Walau batang ini masih rapuh
Tapi bila bintang yang jatuh takkan punah
Begitu pula tanyaku..?

Akankah akar ini terus menghujam
Batang makin rengkuh besar
Batang ranting yang menyelinap sepi
Menyambut embun pagi dirimbunnya daunku